Penampakan bulan menjadi objek inspirasi penyair, pedoman kerja penanaman sawah petani, penanggalan islam dan tradisional Tionghoa. Sejak zaman dahulu, astronomi setiap bangsa di dunia telah mengadakan pengamatan yang panjang terhadap bulan. Bulan selalu mengarah kepada kita dengan satu permukaan yang sama.
Melalui pengamatan yang panjang, orang-orang mendapati bulan bisa berputar sendiri, dan periode putaranya sendiri persis sama dengan periode perputaranya mengelilingi bumi. Maka dimanapun posisinya, bulan yang kita lihat dari atas bumi pasti merupakan satu permukaan yang sama.
Bayang-bayang di atas bulan selalu sejenis yang serupa. Dari sejumlah temuan baru setelah pendaratan kebulan, terutama dari bahan pembentuknya, kemungkinan besar bulan diciptakan oleh manusia zaman prasejarah. Sejak Apollo mendarat di bulan pada tahun 1969, para ilmuwan berpendapat bahwa bulan mempunyai rongga, terbuat dari logam yang sangat kuat yang hanya bisa dilebur pada suhu 2.000 - 3.000 derajat celcius.
Padahal di bulan tidak ada aktifitas gunung merapi. Selain itu, pada umumnya orbit satelit alami berbentuk elifs, sedangkan orbit bulan berbentuk bundar (radius orbit itu 380.000 km). Hanya orbit satelit buatan manusia yang berbentuk bundar.
Sumber: Catatan kaki Novel Arkhytirema buku ke 1 Kelahiran, halaman 214 Karangan Dicky Zainal Arifin.
(Guru Utama LSBD Hikmatul Iman Indonesia)
sebagai reperensi lain bisa di klik: http://misteri-us.blogspot.com/
0 komentar:
Posting Komentar
silahkan anda berkomentar,,untuk membangun suasana kekeluargaan...